Bengkalis, Rakyat45.com – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bengkalis terus berupaya membangun karakter dan keimanan para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) wanita melalui program pembinaan keagamaan. Salah satu kegiatan yang rutin dilaksanakan adalah pengajian, yang menjadi wadah bagi para WBP untuk memperdalam nilai-nilai spiritual sekaligus memperkuat mental dalam menjalani masa pembinaan.
Pada Jumat (21/02/2025), puluhan WBP wanita dengan penuh antusias mengikuti pengajian yang dipandu oleh seorang ustazah berpengalaman. Dalam ceramahnya, ustazah menyampaikan pesan tentang pentingnya kesabaran, ketakwaan, serta keikhlasan dalam menghadapi berbagai ujian hidup. Para peserta tampak khusyuk mendengarkan, bahkan beberapa di antaranya terharu saat merenungkan makna kehidupan yang lebih mendalam.
Kepala Lapas Kelas IIA Bengkalis, Kriston Napitupulu, menegaskan bahwa pengajian ini bukan sekadar kegiatan rutin, tetapi bagian dari upaya membangun mental dan spiritual WBP agar mereka lebih siap kembali ke masyarakat.
*”Kami ingin para WBP tidak hanya memperoleh wawasan keagamaan, tetapi juga memiliki harapan baru dan semangat untuk memperbaiki diri. Pembinaan ini adalah bagian dari langkah nyata dalam memberikan mereka kesempatan kedua untuk menjalani hidup yang lebih baik,”* ujarnya.
Senada dengan itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Riau menyampaikan bahwa program keagamaan seperti pengajian di Lapas Bengkalis memiliki peran strategis dalam pembinaan narapidana.
*”Setiap langkah kecil dalam perubahan diri adalah awal dari masa depan yang lebih baik. Pengajian ini menjadi sarana bagi para WBP untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan, introspeksi diri, dan membangun kepercayaan bahwa mereka masih memiliki peluang untuk menjadi pribadi yang lebih baik,”* tuturnya.
Dengan adanya program seperti ini, Lapas Bengkalis berharap WBP wanita dapat menemukan ketenangan batin, meningkatkan kualitas diri, dan kembali ke masyarakat sebagai individu yang lebih siap menghadapi kehidupan dengan pola pikir yang positif.
Pembinaan berbasis spiritual ini diharapkan tidak hanya berdampak selama mereka berada di dalam lapas, tetapi juga menjadi bekal berharga saat kembali menjalani kehidupan di luar nanti.